Tembang Tanahair (Buku Ketiga)
Penerbit : PT Gramedia
Cover : Yahyono
Cetakan Pertama, 1989
200 hlm; 18 cm
Ebook (djvu) by Tiraikasih
Sinopsis
ADIPATI KEDHE tersuruk masuk ke dalam libatan yang menyengsarakan. Batinnya perih mengingat istrinya, Srimaya, yang tengah mengandung anak yang begitu dirindukannya, menjadi korban. Perjalanan ke pantai selatan, justru mengurungnya berada dalam pelukan ombak dan karang terjal. Bersama dengan Gajah Mada, Singa Nala, serta Guru Kreta,—sementara Nimantaka tak terdengar kabar beritanya, mereka terkubur hidup-hidup dengan mengenaskan, setelah serangan mendadak yang menyemburkan semuanya.
Tempat yang mengerikan karena tak ada tumbuhan. Hanya karang terjal yang tinggi, dan gelombang pasang yang setiap malam memenuhi mulut gua. Penderitaan yang bisa berkepanjangan dan tak tertahankan ini, seakan terlupakan dengan sabda Kanjeng Ratu mengenai pengampunan sempurna. Yaitu penghapusan dosa-dosa dan semua kesalahan bagi semua prajurit serta punggawa Keraton.
Di tengah kemelut, muncullah Raja Byabya dari Keraton Tawangalun di Tlatah Balineo, melamar Kanjeng Ratu. Yang secara agak tiba-tiba mengumumkan lewat Emban Gabuk sesuatu yang tak terduga selama ini. Ketegangan masih ditambah dengan munculnya Blencong, bocah sakti yang mengatasnamakan dirinya sebagai, lagi-lagi, utusan Danyang Badadung. Ternyata juga, hilangnya Tumbak Kiai Bajra masih menjadi persoalan utama. Dan semuanya berpusat pada Kedhe. Menantu yang mendapat cobaan seakan melebihi ambang kesabarannya.
______________________________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar