Tembang Tanahair (Buku Kedua)
Penerbit : PT Gramedia
Cover : Yahyono
Cetakan Pertama, Oktober 1989
194 hlm; 18 cm
Ebook (djvu) by Tiraikasih
Sinopsis
PERJALANAN menuju sanggar pamujan Simping, masih menyerap perhatian besar. Sehingga terjadi cegat-mencegat, pertalian siasat demi siasat. Raden Buwono yang memilih jalan tidak biasanya agar lebih aman dengan meniti balik lewat daerah tempuran, atau daerah bertemunya semnbilan sungai, malah tertahan di perulanan.
Puncak pergunjingan siapa yang meneruskan tahta Keraton menernukan jawaban ketika Maharani Suci Rajapatni menitis. Itu terjadi saat purnama menjadi bulat sempurna.
Akankah cahaya rembulan bisa menggantikan cahaya matahari yang selama ini diyakini sebagai penguasa tahta? Malam yang terangkul cahaya rembulan, angin beralih ke suasana pagi yang menerbitkan gelombang pertama. Bukan hanya perubahan Keraton yang tak diduga sebelumnya. Akan tetapi karena Pangeran Mataun sesungguhnya mempunyai bukti kuat sebagai pewaris tahta.
Sementara itu, seperti telah diduga, dua menantu Mahapatih Jabung Krewes yang dijuluki sebagai si Kembar, yaitu Adipati Ucarana dan Panegeran, muncul ke permukaan. Memperlihatkan siapa dirinya, dan bagaimana permainan atas kelangsungan pangkat dan derajat menjadi tumpuan dan sekaligus tujuan. Meskipun untuk itu, adik ipar sendiri, Adipati Kedhe, harus dikorbankan. Disudutkan dan dilipat ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar